Akp Haris Fianto Hobi Nonton Film CHIPS saat Kanak-kanak
Binjai, (SHR) Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Binjai, AKP Aris Fianto memulai karier kepolisian sejak menyandang pangkat Ipda hingga Ajun Komisaris Polisi di wilayah Hukum Polres Asahan, Aris pernah memegang tongkat komando sebagai Kapolsek Bandar Pulau.
Sambil berbincang santai bersamaAwak Media usai salat Jumat berjemaah, Aris Fianto yang terlihat mengenakan gamis serba putih, bercerita pengalamannya sebelum menjadi anggota Polri.
Aris Fianto pria bersuku Jawa ini mengaku awalnya lebih jatuh hati ingin menjadi anggota TNI. Sejak kecil Aris mengagumi TNI yang terlihat gagah dan berani, apalagi dengan seragam dan persenjataannya.
Namun cita-citanya menjadi TNI memudar, Aris Alumnus Fisip Universitas Iskandar Muda jurusan Administrasi Negara ini, malah perlahan-lahan lebih jatuh hati ingin jadi anggota Polri karena image Polri lebih bisa berbaur di tengah-tengah masyarakat.
“Sebenarnya dulu jadi TNI, karena gagah berseragam sebagai pasukan pemebela negara. Tapi kok pelan-pelan jatuh hati ingin di kepolisian, yang saya lihat polisi santai bisa bekerja sambil membantu dan dekat masyarakat, humanis dan mulia. Selain itu zaman jadul dulu saya punya memori karena nonton film Chips pas anak-anak” katanya.
Film Chips sempat tersohor pada era 1977 hingga 1983, film series yang tayang di televisi, yang menceritakan latar sosok dua anggota polisi bergenre aksi komedi karya Rick Rosner.
Katanya, zaman dahulu bisa langsung masuk polisi tanpa tes berulangkali, dan langsung lulus, dengan modal diri pribadi, tanpa ada suap-suap seperti anggapan miring yang ada di masyarakat. Ia juga membantah jika masuk kepolisian ada nepotisme.
“Saya tes saja waktu itu, syukurnya langsung lulus sejak pertama kali. Saya yakin saja siapkan diri tingkatkan wawasan dan latihan fisik untuk ikuti seleksi masuk Polri,” ujar mantan Kasat Reskrim Polres Binjai ini.
Tak sungkan, Aris juga mengungkapkan bahwa dia bukan berasal dari orang yang punya kekuatan ekonomi berlebih. Dia hanya anak dari seorang ayah pekerja pabrik. Sedangkan ibunya seorang penjual nasi di warung. Kehidupan nan sederhana pun membentuk karakter Aris Fianto.
“Orang tua saya mendukung, Mamak dulu hanya jualan nasi pinggir jalan, almarhum ayah saya kerja di pabrik sampai jadi kepala bagian mesin. Tahu saya lulus tes polri hingga sekarang, Mamak gak pernah takut soal resiko kerja, jadi dukung sepenuhnya,(ceria)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.