Medan,(SHR)Jawaban Cak Imin atas pertanyaan Mas Gibran sebenarnya sederhana. "Saya belum paham" itu saja jawaban beliau,cukup !. Jangan bilang tidak relevan dengan tugas wapres. Tugas wapres adalah kebijakan. Benar itu tetapi pertanyaan Gibranpun adalah tentang policy pernikelan. Apalagi topic debat salah satunya adalah sumber daya alam. Berbicara tentang sumberdaya alam indonesia, tidak boleh tidak kita harus membahas tentang Nikel. Bukankah Indonesia negara penghasil nikel paling besar di dunia? Untuk membuat policy pernikelan kedepan tentu kita harus tahu masalah strategisnya. Salah satu selain hilirisasi tentu adalah prospek bisnisnya kedepan. Gibran bertanya tentang LFP karena ada pendapat bahwa Nikel kurang prospektif mengingat China dalam pengembangan mobil listrik tidak lagi pakai fosfat.
Mengingat juga apa yang yang dikatakan Tom Lembong tim succes Capres no 1 yang mengatakan bahwa Telsa tidak lagi menggunakan nikel. Walau setelah debat Tom Lembong mengatakan bahwa maksud dia hanya China yang tidak pakai nikel. Jadi policy Cak Imin tentang nikkel gimana? Itu ngak dijawab malah jawabannya ngawur ke etika. Juga Mahfud yang tidak mampu menjawab inflasigreen yang menjadi ancaman kedepan seperti dialami negara2 industri. Bukankah indo akan menuju industrialisasi dengan digalakkannya hilirisasi? Mahfud sedikit emosional dengan sebutan prof dianggap tahu tentang itu. Yang dipikirannya biliau hanya penegakan hukum dan korupsi. Topic apa sajapun yang dibahas di dua debat statement beliau selalu isu hukum dan korupsi. Jadi harus diakui mas Gibran jauh lebih unggul, tidak percuma dengan pengalaman pemerintahannya yang multisektoral ketimbang cawapres no 1 dan 3 yang hanya punya pengalaman bersifat sektoral saja.(Tim)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.