Medan - SHR - Sikap politik Ahok belakangan ini sangat mengherankan. Quo vadis Ahok? Mari kita analisis beberapa kejadian dan interaksi Ahok terhadap beberapa tokoh sejak dia menjadi wagubnya Jokowi di DKI.
Episode pertama.
Selesai periode pertama Gub DKI , Ahok mau melangkah ke periode selanjutnya. Elektabilitasnya oleh sejumlah survey adalah tertinggi. Rupanya sekelompok Masy DKI mulai cemas bila Ahok lagi sebagai gubernur lalu Anies didorong sebagai rivalnya. Kalau Ahok diasumsikan di back up Presiden Jokowi, Anies di back up JK, Amin Rais dan PS.
Merasa hasil survey Ahok tetap unggul maka berbagai cara dilakukan untuk mendegradasinya termasuk menjeratnya secara hukum. Demon berjilid jilid mulai digerakkan bukan hanya ke Ahok tetapi juga ke Presiden Jokowi. Suara2 menggulingkan Presiden oleh pendukung Anies seperti dari kel 212,ex FPI,ex HTI atau semacamnya mulai nyaring. Malah Amin Rais pernah mengatakan bila Lurah tidak turun tahta, saya akan jalan kaki jkt- Jokja. Ahok pada akhirnya kalah di Pilgub itu. Tidak hanya kalah diapun juga diadili sebagai penista agama lalu dihukum 2 tahun lebih. Ahokpun tidak mau banding sehingga dia incrach sebagai NARAPIDANA.
Episode kedua. Kelompok 212 dkk tidak puas hanya Ahok korbannya. Merasa menang telak, berlanjut untuk menggulingkan Jokowi. Tetapi Jokowi adalah politikus ulung, Ia selalu kalm dan menyebar senyum menghadapinya. Cermat memilih ring satu kekuasaannya. Ia pun memenangkan pilpres periode kedua melawan PS-Sandi.
Bahkan Jokowi berani menghadapi demon yang konon dihadiri 1 juta di Monas itu. Dan Jokowi berhasil menarik Prabowo keluar berpisah dari unsur2 konservatif lama nya itu.
Episode ketiga
Setelah menjalani hukuman Ahok segera pula menikah dengan ibu Desti yang sebelumnya ia telah menceraikan ibu Veronika Tan. Seperti drama revance terhadap hatersnya itu.
Episode keempat.
Rasa kasihan Jokowi ke Ahok tidak luntur dan tidak tunduk ke kelompok 212,exFPI, ex HTI. Ia dengan gagah berani mengangkat Ahok menjadi komisaris BUMN paling bergengsi Pertamina. Padahal Ahok adalah ex Narapidana. Belum lagi adanya hal peka yakni perkawinannya beda agama dengan ibu Destiti. Bisa dibayangkan betapa marahnya kelompok anti Ahok kepada Presiden Jokowi.
Episode kelima.
Akhirnya Ahok menikmati hidupnya lalu menjatuhkan pilihan politiknya ke PDIP. Sementara Jokowi bisa menjadikan Prabowo sahabat politiknya.Para pengamat membacanya untuk memecah kubu lawan politiknya yang saat ini bergabung di 01. Akhirnya pertentangan 01 vs 02 semakin tajam(antagonisme)
Episode keenam
Pada menjelang pilpres atau awal bulan Pebruari 24 ini seperti kita tahu Ahok tanpa pamit ke Jokowi mundur dari komut.
Yang mengejutkan lagi adalah beredar vidio yang mengutip pendapatnya bahwa Jokowi dan Gibran tidak bisa bekerja katanya seraya berjuang mengkampanyekan Ganjar- Mahfud saat ini.
Mengapa Ahok yang selalu dibela mati2an oleh Jokowi tidak secara gentle menjelaskan sikap berlawanannya itu kepada Presiden Jokowi yang dalam tanda petik " telah berdarah darah membelanya"? Mengapa dia enggan ke PraGib sementara Prabowo dengan dia walau pernah lawan tetapi pernah juga jadi kawan politik. Bagaimana pula sikap dia mendengar bila 03 membangun kerjasama dengan 01 yang mendapat dukungan kuat dari kel 212, ex HTI,FPI itu? Oh...oh politik, Quo vadis Ahok?.(Tim)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.