Medan,(SHR)Di tengah hiruk pikuk melemahnya daya beli masyarakat, dampak dari deflasi yang terjadi selama lima bulan beruntun, kian sangat terasa. Bahkan sebagian rakyat sudah sangat apatis bahwa keadaan ekonomi akan membaik ke depannya .
Indeks PMI terus terkontraksi , selama empat bulan terakhir , dan akan berdampak terhadap banyaknya pengangguran, akibat melemahnya produksi manufaktur .
PMI Manufaktur Indonesia mengalami kontraksi di 49,2 pada Oktober 2024 , menandakan bahwa kontraksi telah terjadi empat bulan berturut - turut yaitu pada September ( 49,2 ) ,
Agustus ( 48 ,9 ) , dan Juli ( 49, 3 ) .
" Memburuknya ekonomi Nasional akhir - akhir ini sangat terasa bagi sebagian besar rakyat , akibat deflasi beruntun yang menyebabkan melemahnya daya beli masyarakat dan terkontraksi nya indeks PMI selama empat bulan beruntun Oktober 49,2 , September 49,2, Agustus 48,9 dan Juli 49,3 .Hal ini berpotensi menjadikan banyaknya pengangguran." Ujar Herianto, SE , di Medan , Rabu 20/ 11 / 2024 .
Herianto, SE , Ketua Relawan Persatuan Nasional Sumatera Utara , meyakini bahwa kondisi ini akan segera pulih , karena fundamen ekonomi nasional sangat kuat dalam merespon gejolak ekonomi dunia yang penuh dengan ketidakpastian akibat meningkatnya ketegangan geopolitik dunia dan fragmentasi perdagangan.
" Fundamen ekonomi nasional kita sangat kuat dalam merespon gejolak dunia , akibat meningkatnya ketegangan geopolitik dunia dan fragmentasi perdagangan ." Ujar Herianto , SE , Ketua RPN Sumatera Utara .
Selanjutnya Herianto , SE menyatakan telah terjadi surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai rekor tertinggi sepanjang dua tahun belakangan ini .
Seperti diketahui , sejak Mei 2020 atau selama 30 bulan berturut - turut neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus , terakhir pada neraca perdagangan Oktober 2024 mengalami surplus sebesar US$ 5,67 Milyar atau naik 12, 3 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Demikian juga Transaksi berjalan Indonesia cenderung positif.
Juga didukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tidak seperti banyak negara lain yang diramal akan masuk jurang resesi .
Memang akan terkena imbas resesi tapi tidak keseluruhan , yang terjadi adalah ekonomi kita akan melambat .
Faktor inilah yang menjadikan banyak investor luar mulai beramai - ramai menginvestasikan Modalnya ke Indonesia , terutama investor dari Negara Cina .
" Neraca perdagangan Indonesia , selam 30 bulan berturut - turut mengalami surplus , terakhir Oktober 2024 US$ 5,67 Milyar , naik 12,3 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya . Demikian juga Transaksi berjalan positip dan pertumbuhan ekonomi kita tidak seperti negara lain yang diramal akan masuk jurang resesi , paling pengaruh terhadap melambatnya ekonomi nasional . Kondisi ini akan menjadikan investor luar ramai - ramai menginvestasikan ke Indonesia , " pungkas Herianto , SE , aktivis 98 .
Sebelumnya Gubernur BI Perry Warjio mengatakan Resiko perekonomian global semakin tinggi disertai meningkatnya ketegangan Geopolitik dan fragmentasi perdagangan . Kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat akan menambah resiko besar bagi dunia seiring rencana kebijakan fiskal yang akan ditempuh
" Resiko perekonomian Global semakin tinggi disertai meningkatnya ketegangan geopolitik dan fragmentasi perdagangan. Perkembangan politik di AS diperkirakan akan diikuti dengan arah kebijakan fiskal lebih ekspansif dan strategi ekonomi berorientasi domestik, termasuk penerapan tarif perdagangan yang tinggi dan kebijakan imigrasi yang ketat." Kata Perry Warjio , konfersi di
Gedung BI , di Jakarta, Rabu , 20/11 /2024 . (Tim)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.