RPN Sumatera Utara Apresiasi Langkah Cepat Prabowo Atasi Defisit Pangan Nasional

Medan,(SHR)Krisis pangan masih menjadi isu penting yang meresahkan banyak negara karena berdampak pada krisis ekonomi global . Organisasi Pangan dan Pertanian dunia FAO dan Program Pangan sedunia WFP mengeluarkan peringatan krisis pangan akut yang membayangi lebih dari 59 negara di dunia dan penduduk dunia sekitar 970 juta .

Ketua DPD Relawan Persatuan Nasional ( RPN ) Sumatera Utara Herianto , SE , menjelaskan bahwa kebijakan alih fungsi hutan melalui program cetak sawah merupakan solusi dalam mengatasi kedaulatan pangan nasional sekaligus menjadikan Indonesia sebagai Lumbung Pangan di dunia .

" Perang yang terjadi di belahan dunia , Rusia - Ukraina yang tak kunjung selesai , bertambah lagi konflik Timur Tengah , Bencana alam yang mengguncang dunia serta dampak perubahan iklim , semuanya akan berdampak terhadap pangan dan ekonomi global jika tidak cepat diantisipasi ." Kata Herianto , SE , Rabu 15 /11 /2025 , di Medan .

Lebih lanjut Bung Heri  menjelaskan bahwa ada peningkatan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia sebesar 1,1 persen pertahun.
Sebagaimana kita ketahui saat ini jumlah penduduk di Indonesia 281,6 juta jiwa , di Tahun 2033 jumlah ini diperkirakan akan mencapai 309 , 8 juta jiwa. Jumlah ini tentu harus diimbangi dengan peningkatan produksi pangan terutama beras .

Begitu juga dengan lahan sawah di Indonesia yang di tahun 2022 hanya mampu memproduksi padi 55,67 juta ton Gabah Kering Giling ( GKG ) , setara dengan 32,07 juta ton beras , sementara konsumsi sebesar 35,3 juta ton beras .Terdapat defisit 2,23 juta ton beras . Untuk itu diperlukan luas areal tanaman melalui pencetakan sawah baru . Lahan - lahan yang menjadi target perluasan areal pertanian adalah lahan non gambut , baik yang berada di lahan rawa maupun non rawa .

Jadi ada kebutuhan mendesak yang harus disikapi pemerintah dalam mengatasi defisit beras dalam negeri sebesar 3,23 juta ton, dengan jumlah keterbatasan lahan sawah pertanian. Kondisi inilah yang harus segera diatasi agar tidak mengarah krisis pangan nasional .

" Dari data yang ada kita justru mengalami defisit 3,23 juta ton di tahun 2022. Di mana sawah yang ada di Indonesia hanya mampu memproduksi 32,07 ton beras , sementara konsumsi sebesar 35, 3 juta ton beras . Begitu juga laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat sebesar 1,1 persen pertahun. Diperkirakan di tahun 2033 akan mengalami peningkatan jumlah penduduk . Semua ini tentunya harus diimbangi dengan peningkatan produksi beras ." Ujar Bung Heri yang juga pentolan aktivis 98 .

Bung Heri mengajak semua pihak untuk secara bersama - sama mengatasi masalah ini agar problem rakyat akan pangan teratasi karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak . Begitupun Bung Heri berharap agar penambahan serta pengelolaan lahan 
sawah dilaksanakan secara tepat, efisien dan efektif agar target dalam mengatasi krisis pangan ke depan bisa berhasil .

" Tentunya Saya berharap  semua pihak secara bersama mengatasi masalah ini. Tentunya penambahan cetak sawah baru pengelolaan nya harus tepat ,  efektif , dan efisien agar target ketahanan pangan bisa teratasi ." Kata Bung Heri .

Sebelumya aktivis Nicho Silalahi mengkritik keras rencana alih fungsi hutan untuk mencetak sawah baru hanya kedok untuk tujuan yang lebih besar yakni eksploitasi kayu di hutan untuk kepentingan segelintir pihak .

Menurutnya , alih fungsi tersebut lebih banyak menguntungkan kelompok tertentu dari pada memberikan solusi nyata bagi ketahanan pangan .

" Alih fungsi hutan untuk cetak sawah baru  hanyalah kedok mereka untuk menutupi tujuan utamanya yaitu merampok kayu di hutan demi memperkaya diri."  ujar Nicho , Selasa 13/01/2025 , melalui berita di era muslim , media Islam rujukan .(Tim)
Share on Google Plus

About swarahatirakyat

Media Online
www.SwaraHatiRakyat.Com
"Menyuarakan Hati untuk Kebenaran"
Telp.Redaksi : 0813-9764-0276

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.